Berita Kurs Dollar pada hari Kamis, 07 Agustus 2014 | |
Defisit Transaksi Berjalan Diprediksi Membengkak, Rupiah Ciut | |
Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah tercatat melemah tipis pada perdagangan hari ini setelah ditimpa buruknya data ekonomi domestik dan menguatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang menguatkan dolar. Prediksi membengkaknya defisit transaksi berjalan yang dirilis pekan depan juga dianggap menjadi sentimen negatif pada pergerakan rupiah. Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), Kamis (7/8/2014), menunjukkan nilai tukar rupiah meleset tipis sebesar 10 poin ke level 11.766 per dolar AS. Bahkan data valuta asing Bloomberg mencatat nilai tukar rupiah sempat terjun sempat melemah tajam ke level 11.775 per dolar AS pada perdagangan pukul 08:27 waktu Jakarta. Meski sempat menunjukkan pelemahan signifikan di awal sesi, rupiah kembali berfluktuasi menguat sebelum akhirnya bergerak stagnan. Hingga menjelang siang, nilai tukar rupiah masih belum menunjukkan pergerakan signifikan dan bergerak di kisaran 11.733-11.775 per dolar AS. Ekonom Bank Danamon Dian Ayu Yustina menilai, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat menjadi salah satu sentimen negatif yang menahan pergerakan rupiah. Selain itu, kemungkinan membengkaknya defisit transaksi berjalan juga ikut melemahkan rupiah. "Ekspektasi para ekonom, defisit transaksi berjalan akan semakin membesar, datanya pekan depan baru akan dirilis," tuturnya saat dihubungi Liputan6.com. Selain itu, cerahnya data ekonomi AS juga telah berhasil menguatkan dolar secara regional dan melemahkan mata uang yang diperdagangkan dengannya. Meski begitu, situasi politik di Tanah Air dianggap masih akan menjadi faktor utama yang mempengaruhi pergerakan rupiah. Untuk pasokan dan permintaan, masih akan terjadi tarik ulur dari para investor selama proses politik tersebut berlangsung. Asal sudah ada kepastian, itu dapat menjadi sentimen positif," ujar dia. Pekan ini, Dian memprediksi rupiah belum akan bergerak terlalu jauh. "Rupiah masih akan bergerak di kisaran 11.600-11.800 per dolar AS," tandas dia. (Sis/Nrm)
Source: liputan6.com |
|
BI Salahkan Argentina yang Bikin Rupiah Jeblok | |
Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo menyalahkan vonis gagal bayar (default) Argentina sebagai pemicu pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ke level Rp 11.766.
"Kondisi default Argentina mempengaruhi investor sehingga terjadi outflow (dana keluar). Tapi masih dalam batas normal. Tapi kita memahami perkembangan geopolitik dan kekhawatiran dari default ini," jelas dia di kantor Kementerian Keuangan, Kamis (7/8/2014).
Agus menilai, kondisi pasokan dan permintaan mata uang dolar AS menunjukkan kondisi efisien. Bahkan dia menyebut, total aliran dana yang masuk ke Indonesia selama periode Januari-Juli ini menembus ratusan triliun rupiah.
"Dari Januari-Juli 2014 ada inflow ke sini lebih dari Rp 140 triliun. Itu masuk di surat berharga negara, pasar modal maupun Sertifikat BI. Jadi kalau dibanding periode sama tahun lalu hanya Rp 30 triliun, sehingga dana yang masuk di periode ini cukup besar," cetus Agus.
Sementara Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Bambang Brodjonegoro menganggap melemahnya kurs rupiah bukan disebabkan karena default Argentina, melainkan ada kekhawatiran investor karena suku bunga naik.
"Menurut saya nggak ya (default), tapi karena ada kekhawatiran interest rate lebih cepat dinaikkan. Jadi orang berspekulasi cari posisi biasa sampai mungkin ada sentimen positif balik lagi ke kita," ujarnya.
Sentimen positif itu, kata dia, dapat berupa perbaikan defisit transaksi berjalan, neraca perdagangan, terkendalinya inflasi dan sebagainya.
Dari data kurs tengah BI, nilai tukar rupiah pada hari ini menembus level Rp 11.766 per dolar AS atau melemah dari sebelumnya (6/8) Rp 11.756 per dolar AS. Sedangkan pada Selasa (5/8), kurs rupiah bertengger di Rp 11.733 per dolar AS. (Fik/Nrm)
Source: liputan6.com |